Proses Terjadinya
Aurora
Kutub merupakan suatu wilayah yang
sangat dingin sehingga tidak ada tumbuhan yang dapat hidup disana. Salju tebal
terhampar luas membentang sejauh mata memandang. Namun dibalik itu semua
terdapat pesona keindahan yang ditawarkan kutub yang tidak pernah anda
jumpai pada daerah-daerah lain di muka bumi. Salah satu fenomena alam di
langit itu disebut dengan Aurora. Aurora dengan segala keindahan terbukti
mampu menghipnotis banyak orang untuk tertarik pergi ke wilayah kutub.
Rasa kagum terhadap keindahan Aurora
bukan tanpa alasan, kemilau cahaya berwarna warni berpedar di cakrawala
sehingga membuat wilayah kutub yang gelap menjadi layaknya fajar. Cahaya hijau
dari Aurora semakin indah ketika berpadu dengan hitamnya langit malam.
Pengertian
Umum Aurora
Aurora merupakan pedaran cahaya yang
berwarna yang terdapat di atas cakrawala daerah yang berada di lintang tinggi
yang terjadi karena adanya pembelokan arah angin Matahari oleh medan magnet
bumi ke daerah kutub dan terjadi reaksi dengan partikel molekul di atmosfer.
Terdapat dua jenis Aurora yakni berada di daerah kutub utara yang dinamakan
dengan Aurora Borealis dan pada kutub selatan dengan nama Aurora Australis.
Karena Borealis berada di wilayah
kutub utara maka hanya akan muncul antara bulan September dan Oktober dan untuk
Aurora Austalis muncul pada bulan Maret dan April setiap tahunnya di belahan
bumi selatan. Jadi hakikatnya Aurora hanya terlihat saat musim gugur dan
menjelang musim dingin, karena pada waktu itulah wilayah kutub sudah sedikit menerima
paparan sinar matahari dengan kata lain siang lebih singkat daripada malam.
Berikut ini proses terjadinya Aurora :
1. Adanya daerah dengan medan magnetic tinggi di suatu
planet, dalam hal ini terdapat di sekitar wilayah kutub utara dan
selatan bumi. Ketika ditanya kenapa tidak terjadi di daerah
khatulistiwa? Karena poros magnetic planet bumi hanya terdapat di daerah kutub .
2. Terdapat angin Matahari yang merupakan suatu
aliran bermuatan yang terpancar dari Korona atau bagian
terluar dari bagian – bagian matahari . Angin surya ini di penuhi
dengan proton yang mampu terlepas karena adanya bagian yang sangat panas
pada Matahari yang dikenal dengan nama Sunspot. Bintik Matahari
adalah nama lain dari Sunspot yang terbentuk karena adanya aliran
konveksi dari pusat Matahari tempat terjadinya reaksi termonuklir
dan mengalir menuju permukaan korona .
3. Tingginya intensitas
aliran konveksi tersebut menyebabkan munculnya bagian lebih gelap
dan bersuhu lebih dingin sehingga pada bagian sekitar area gelap itu
suhunya meningkat. Tekanan arus yang terjadi terus menerus membuat
Sunspot jebol sehingga terbentuk flare atau lidah api dan
melepaskan partikel bermuatan yang dikenal dengan angin Surya atau
jika ukurannya besar dapat memicu proses terjadinya badai matahari .
4. Matahari memiliki
siklus dimana jumlah bintik pada permukaannya semakin banyak dan hal itu
rata-rata terjadi setiap sebelas tahun. Pada kondisi ini jumlah partikel
bermuatan yang dilepaskan semakin besar sehingga dapat memicu terjadinya badai
matahari yang akan mempengaruhi aktivitas manusia di bumi seperti terganggunya
sinyal satelit dan telekomunikasi serta jaringan listrik .
5. Kecepatan
lontaran angin matahari yang berbentuk plasma itu berkisar antara 20 km/detik
hingga 2000 km perdetik namun kecepatan rata rata berada pada angka 350
km/detik. Sehingga perlu waktu 1 hingga 3 hari untuk mencapai bumi. Energi yang
dilepaskan dari semburan Korona itu sangatlah besar yaitu 6 x 10^24 Joule untuk
sekali lontaran .
6. Setelah energy bermuatan dari
Matahari tersebut sampai ke Bumi lantas langsung berinteraksi dengan partikel
partikel atmosfer Bumi, kemudian saat mendekati pusat magnetic yang berada di
wilayah kutub sehingga terjadi eksitasi-relaksasi dari electron dan menyebabkan
terbentuknya pedaran warna yang indah yang dikenal dengan Aurora .
7. Aurora dapat menjadi Indikator yang
mengukur Intensitas angin Matahari yang mana jika Aurora muncul lebih lama dan
bercahaya lebih terang dari biasanya itu artinya semakin kuat gangguan energy
dari Matahari dan hal ini sering terjadi ketika aktifikas Matahari berada pada
puncaknya yang terjadi setiap 11 tahun sekali. Selain itu terdapat juga
gangguan lanjutan pada medan kutub bumi, yang sering disebut Badai Magnet
(Magnetic Strom), sehingga bisa memicu perubahan medan magnet secara mendadak .
Medan magnet
bumi yang tiba tiba berubah itu menyebabkan jumlah partikel pada unsur
unsur geosfer seperti lapisan ionosfer meningkat drastis, selain itu
Aurora juga bisa terbentuk oval dan simetris apabila terjadi fenomena lanjutan
pada magnetosfer bumi, kejadian ini sering disebut dengan Magnetic Sub Strom.
Sebenarnya banyak ilmuwan yang sudah menduga fenomena tersebut sejak lama,
namun baru bisa dibuktikan kebenaran teori ini pada tahun 2001 melalui
serangkaian penelitian dan pengamatan yang dilakukan Badan Antariksa Nasional
Amerika Serikat (NASA) .
Fenomena
Terjadinya Aurora
Karena Aurora terbentuk dari reaksi partikel Matahari
terhadap partikel atmosfer yang dipengaruhi oleh daya tarik medan magnet
sehingga hal inilah yang menyebabkan Aurora dapat terlihat dan terbentuk pada
daerah yang masih berada dalam lingkaran kutub dan sangat jarang muncul pada
daerah yang dekat dengan garis khatulistiwa. Aurora Borealis lebih sering
muncul jika dibandingkan dengan Australis. Aurora Borealis sering muncul
di Alaska, Kanada, Utara Eropa seperti Islandia, Skandinavia Utara dan daerah
lain yang berada dekat dengan kutub utara. Sedangkan untuk Aurora Australis
dilaporkan jarang terlihat karena hanya muncul pada daerah yang jarang
penduduknya. Karena tidak ada Negara yang dekat dengan kutub selatan atau Antartika.
Aurora Australis dapat terlihat di New Zealand dan Tasmania, Australia jika badai matahari berada pada skala maksimum seperti yang
terjadi pada tahun 2000 silam .
Penampakan
Aurora tidak sama antara satu tempat dengan daerah lainnya, karena terdapat
faktor faktor yang mempengaruhinya seperti Lokasi, Cuaca dan tingkat polusi
suatu tempat. Semakin dekat dengan kutub maka akan semakin jelas Aurora
terlihat, begitu juga dengan Cuaca yang mana bulan terbaik untuk mengamatinya
pada musim gugur dimana suhu udara tidak terlalu ekstrim. Untuk Daerah
dengan tingkat polusi yang parah, tidak akan bisa melihat dengan jelas
keindahan Aurora, untuk itulah bagi yang ingin menyaksikannya pergilah kedaerah
dengan kualitas udara yang bersih. Selain itu yang paling menarik adalah Aurora
memiliki bentuk yang berbeda beda pada setiap tempat meskipun pada waktu yang
sama. Bentuk Aurora ketika anda berada di Alaska tentu akan berbeda jika
terlihat di Greenland atau tempat lainnya .
Proses Memudarnya Cahaya Aurora
Cahaya dari Aurora akan semakin jelas terlihat pada
tengah malam dan mulai memudar menjelang fajar, formasi yang sering terbentuk
menyerupai pita pita dengan warna hijau, kuning, biru dan merah tua. Perbedaan
warna tersebut tergantung dari ketinggian lokasi tempat terjadi relaksasi antar
partikel, selain itu jenis molekul atmosfer saat itu juga akan
menyebabkan perbedaan warna yang dihasilkan .
Secara umum terdapat dua jenis gas utama penyusun lapisan
atmosfer bumi yang paling mempengaruhi pembentukan cahaya Aurora seperti
Oksigen dan Nitrogen. Gas Oksigen akan menghasilkan da warna utama Aurora yakni
hijau dan kuning yang paling sering muncul dengan panjang gelombang 557
nanometer, dan warna merah dengan panjang gelombang 630 namometer namun
frekuensi kemunculannya sangat jarang. Untuk Gas Nitrogen akan menghasilkan
warna biru muda dan pada konsentrasi normal akan menyebabkan warna Aurora
menjadi merah keunguan .
Sumber :
0 komentar